Well, well, well. Liburan memang sudah lewat 1 minggu 1 hari. Terhitung sejak tanggal 22 Desember 2012. Raport? Alhamdulillah :) kalau kita percaya dan bersungguh-sungguh pasti Allah memberikan balasannya, ya kan?
Oke. Liburan kali ini gue sudah nonton Habibie&Ainun dua kali! Dan nggak bosen! Gue tetep nangis tiap nonton itu. Karena ceritanya memang 'touching' banget. Must watch deh!
Ini sama temen |
Ini waktu nonton sama Ayah dan Puput |
Film ini bercerita tentang kisah cinta Pak Habibie dan Bu Ainun. Bukan sekedar kisah cinta biasa, tapi dari sana kita bisa belajar tentang kepercayaan, kesetiaan, dan cinta sejati. Di film ini juga diceritakan bagaimana Pak Habibie memulai karirnya di Indonesia sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi, lalu menjadi Wakil Presiden ke-7 pada masa jabatan Pak Soeharto, dan akhirnya beliau menjabat sebagai Presiden RI ke-3.
Di film ini gue jadi sedikit-banyak tau tentang sosok Pak Habibie seperti apa sikapnya, perjuangannya, dan perjalanan hidupnya. Beliau adalah seorang yang jenius. Indonesia beruntung memiliki seorang Pak Habibie :) berkatnya, Indonesia bisa mempunyai pesawat terbang sendiri. Hasil karya beliau yang membuat Indonesia dipandang pada zamannya.
Gue nangis pas bagian terakhir dari film ini, ketika Bu Ainun mulai di operasi selama 9 kali, karena komplikasi kanker yang dideritanya. Pak Habibie tetep setia nemenin Bu Ainun 'bolak-balik' di operasi. Beliau tetep tegar dan berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa Bu Ainun akan sembuh, walaupun sebenarnya beliau tau bahwa takdir telah berkata lain.
Dan....... Yang paling bikin gue nangis adalah, ketika Bu Ainun terbaring koma di ruang operasi tiba-tiba Pak Habibie bilang "Ainun, kamu ingat ini hari apa? Ini adalah hari ulang tahun pernikahan yang ke-48." Ya Allah.... Apalagi, di akhir film ada suara asli Pak Habibie yang sedikit mengenang perjalanan hidupnya dan pertemuan pertama kali dengan Bu Ainun.
Di buku Habibie&Ainun, Pak Habibie menuliskan sebuah puisi ungkapan kehilangan yang sangat dalam saat beliau harus merelakan kepergian Bu Ainun.
Mana Mungkin Aku Setia…
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan
bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.
“Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.”
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku …
Selain kisah cinta mereka, di film ini gue sedih kenapa orang sejenius Pak Habibie dilupain gitu aja sama bangsa Indonesia (karena kesalahannya) ketika masa itu. Padahal beliau rela menghabiskan waktu demi waktu hanya untuk negara kita. Tetapi karena ada sejumlah kelompok oposisi yang tidak suka terhadap kebijakan-kebijakan Pak Habibie (puncaknya--Referendum/Jajak Pendapat Timor-Timor), Pak Habibie akhirnya jatuh dan memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai Presiden. Mungkin, orang-orang yang giat menjatuhkan Pak Habibie tidak benar-benar paham dengan maksud Pak Habibie mengeluarkan Referendum/Jajak Pendapat Timor-Timor.
"Salah satu kesalahan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah
setelah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan
diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste),
ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu
mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka
atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa
kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.
Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga
negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang
sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan
latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini
akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak
mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR." (source: Bacharuddin Jusuf Habibie-Wikipedia Indonesia).
Berterima kasihlah kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan Pak Habibie untuk Indonesia.
"Satu yang saya yakini bahwa God adalah love dalam arti luas. Tuhan
adalah cinta antara suami-istri, ibu dengan anak, bapak dengan anak, ibu
dengan saudara, keluarganya, rakyatnya. Saya berkeyakinan setiap
makhluk hidup direkayasa oleh Allah." -Prof. Dr. -Ing. B.J. Habibie-