Selamat Malam Minggu!
Oke, malam ini gue bakal posting tentang sejarah dibalik lagu "Nina Bobo". Selamat ber-horror ria saudara-saudara. Karena jujur aja ini lumayan horror. Ya, lumayan. Sebelumnya maaf kalau cerita atau sejarah ini udah basi, tapi gue bakal tetep posting! Hahahaha.
Tau 'kan lagu "Nina Bobo"? Yang liriknya kayak gini...
Nina bobo ooh Nina bobo.
Kalau tidak bobo digigit nyamuk.
Jadi, setelah gue googling, ternyata...
Si Nina dalam lirik lagu "Nina Bobo" itu adalah seorang anak perempuan blaster-an Indonesia-Belanda yang lahir pada tahun 1871. Nama
lengkapnya Helenina Mustika van Rodjnik. Ibunya berasal dari Jawa, bernama Mustika, beliau adalah seorang penari. Ayahnya berasal dari Belanda, Kapten Van Rodjnik. Sejak Helenina masih bayi,
ibunya memang selalu menidurkannya dengan sebuah melodi penenang. Kapten
Van Rodjnik meminta istrinya untuk membuat lirik lagu penenang itu
supaya Helenina dan Van Rodjnik bisa mengerti. Dan karena rumah mereka
banyak nyamuk, jadilah lirik "Nina Bobo" seperti yang sekarang kita
tau.
Kasihan, pada tahun 1875, Helenina sakit demam tinggi yang membuatnya menangis
setiap malam. Ibunya menyanyikan lagu "Nina Bobo" semalaman. Akhirnya, pada
suatu malam awal 1878, nyawa Helenina tidak bisa diselamatkan. Dia
meninggal di usia 6 tahun. Dan keluarga Kapten Van Rodjnik pun
berduka.
Suatu
malam, seminggu setelah Helenina dimakamkan, Kapten Van Rodjnik
mendengar istrinya menyanyikan lagu "Nina Bobo" di kamar mandi. Suaranya
menggema. Setelah ditanya mengapa oleh Kapten Van Rodjnik, istrinya
bilang "Tadi saya dengar Nina nangis di sini. Jadi, saya nyanyi di
sini...". Karena
sedih dan dihantui rasa kehilangan, Ibu Mustika (ibunya Helenina) masih
suka menyanyikan lagu "Nina Bobo" sampai bertahun-tahun. Kemudian Ibu
Mustika meninggal di tahun 1929.
Kapten
Van Rodjnik tinggal sendiri di rumah tua itu. Kadang ada suara bayi
nangis malam-malam. Suatu malam, Kapten Van Rodjnik lelah sekali, dan tidur
cepat. Ada suara bayi nangis, dan Kapten tidak menyanyikan lagu "Nina Bobo". Kapten
Van Rodjnik akhirnya dibangunkan oleh tangan seorang gadis 6-7 tahun.
"Papa, Papa... Kok Papa nggak nyanyi buat Nina?".
......................
*seketika hening* *tarik selimut* *baca Ayat Kursi*
Gimana? Horror nggak? Hehehe. Udah ah ya, gue jadi parno sendiri. Dadah!