Thursday, January 2, 2014

Let Me Tell You... (Part 1)

Assalamualaikum W. W. 

Sudah lama tidak bercerita disini, bukan terlalu sibuk, bukan juga tidak mau berbagi. Tetapi, bagiku menulis itu butuh waktu. Waktu yang tepat. Untuk menceritakan semua hal yang telah ku alami, yang penting bagiku, dan mungkin tidak penting bagi orang lain.

Let me tell you, dear reader... Empat bulan hidup di daerah asing itu tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya. Tidak seindah bayanganku ketika di bangku SMA. Aku selalu ingin pulang. Aku selalu merindukan rumahku di Bogor, tempat kelahiranku. Aku selalu merindukan kehangatan keluargaku, masakan Ibu, jalan-jalan dengan Ayah, dan canda tawa adik-adikku. Aku merasa terdampar di kota orang, merasa asing.
Ibuku selalu menelepon 2 hari sekali, selalu SMS membangunkan aku, mengingatkan aku untuk selalu shalat Shubuh, untuk selalu sarapan sebelum melakukan kegiatan, untuk selalu minum susu dan minum vitamin. Aku beruntung dititipkan oleh-Nya kepada Ibuku. Mendengar suaranya, cukup menenangkanku, melepas semua kerinduan dan ketakutanku di kota asing ini. Tetapi sekali lagi, aku selalu ingin pulang.
Di sebuah kota kecamatan kecil, -di perbatasan Bandung-Sumedang- bernama Jatinangor, aku mendapatkan banyak hal, dari mulai yang bisa aku nikmati, sampai aku pelajari. Mulai dari pemandangan alamnya yang luar biasa (di belakang rumah kos-ku terlihat gunung), sejuknya udara pagi disana, keramahan warga sekitar, makanan yang beraneka macam rasa & harganya, sampai berbagai karakter manusia yang datang dari berbagai daerah. Di Jatinangor, aku merasa seperti perantau.
Let me tell you, dear reader... Gaya belajar di bangku perkuliahan memang jauh beda ketika di bangku sekolah. Aku mengenal banyak orang hebat di Fakultas-ku, FISIP. Mengenal senior-seniorku yang inspiratif dan motivatif. FISIP -fakultas yang tak pernah sepi karena fasilitas Wifi 24 jam-, aku melihat semangat mahasiswa, semangat kehidupan kampus, persaingan akademik, semangat organisasi, semangat kepanitiaan. Yang membuatku tersenyum, tertawa, bahkan tercengir karena saking herannya berada di dunia kampus, berada di tengah-tengah orang yang mempunyai kepentingan masing-masing. Ke-pen-ting-an :D
Aku masih terus mengenal, masih terus belajar, masih terus memahami dari teman sebayaku, dari seniorku, dari dosen-dosenku, dan dari orang lain yang aku temui di jalan. Aku mungkin salah satu siswi terbaik di SMA-ku, tapi di Kampus aku menjadi sangat "kecil" di tengah mahasiswa/i lain yang mempunyai prestasi lain jauh lebih dariku. Kadang aku merasa pesimis, tapi aku harus tetap mengalir. Aku harus kembali pada impian-impianku. Aku harus berani.

Kadang kala perasaan campur aduk antara rindu dan keputusasaan itu mengisi malam melankoli di kamar kos yang hanya seluas 4x3 meter.....

Tapi aku bersyukur, Tuhan selalu mempertemukanku dengan orang-orang yang baik, yang merubah hidupku, yang merubah pola pikirku, yang memberikanku pelajaran berharga, yang memberikan aku kepercayaan sehingga aku dapat bermanfaat untuk kehidupanku dan orang lain :)

-Teh Tria, dia yang membuka jalanku untuk mengajar, menjadi volunteer di Sekolah Fisip. Dia perempuan yang tangguh, disiplin dan profesional dalam bekerja. I adore you, Sist!
-Teh Anggun, sosok ramah dan lucu ini yang mengajakku to a place where I loved, a place where I can express my feelings, I feel free, that is Teater Hejo Ilmu Pemerintahan.
-Teh Syafrida, senior inspiratif yang selalu mengingatkanku pada impian, passion, dan optimis dalam mengejar sesuatu. Ah, you're an inspirator!
-Kang Kholid, banyak hal yang aku pelajari darinya, kecerdasannya, jiwa kepemimpinannya, semangatnya, sharing with him opened my mind. Thanks.. :)
-Kang Taufik, Alumni Harvard Kennedy School. A lot of thanks to you, Dude! Banyak belajar dari dia. Dipercaya untuk kerja bareng di kepanitiaan National Governance Day itu sangat menjadi pelajaran berharga buatku. I'm so lucky to know him.
-Rizal Bagus Rahman, sahabat, pendengar curhat, motivator, pemberi saran, teman diskusi, partner kerja, hahaha. We will meet in Europe, soon. Amen!

Hari semakin sore. Gerimis di rumah masih saja "awet". Aku tak bisa lagi meneruskan cerita ini, for the next time ya...

Wassalamualaikum W. W.

No comments:

Post a Comment